Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia 88,20. (Istimewa)

Jakarta, Sketsakini.com– Badan Pusat Statistik melansir hasil sigi terkait pelaksanaan haji 2024, 20/09, di hotel Redtop Hotel & Convention Center, Jakarta. Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) melonjak dari 85,89 menjadi 88,20.

Ini berarti pelaksaan haji palis ampuh sepanjang sejarah dengan kuota normal. Dia hanya kalah dengan pelaksanaan haji 2022 dengan indeks 90,45. Namun, pelaksanaan haji 2022 hanya separoh kuota. Sedangkan kuota 2024, utuh dan bertambah 20 ribu. Terbanyak sepanjang sejarah.

Hilman Latif, Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama, mengaku puas terhadap hasil sigi BPS itu. “Alhamdulillah tadi pagi kita melihat paparan dari BPS dan berdiskusikan beberapa hal terkaitnya hasil survei. Tahun ini mendapatkan kenaikan secara umum yaitu dan skor 88,20 artinya kenaikan cukup signifikan. Memang perolehan tertinggi pasca covid itu tahun 2022 dimana waktu itu jumlahnya masih 50% dan sampai 90,26 ya, jadi tinggi sekali kenaikannya,” katanya.

“Tapi tahun 2023, kita tahu ada beberapa constraint yang kita hadapi, ada beberapa masalah dan skor yang muncul cukup drastis seluruhnya dan alhamdulillah upaya kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan di tahun 2024 ini juga berbuat hasil yang baik menurut dari hasil evaluasi BPS dan kami juga merasakan seperti itu. Memang tadi ada beberapa catatan penting, selain peningkatan respons jamaah yang positif terhadap inovasi-inovasi yang kita lakukan dari mulai pelayanan di dalam negeri, di luar negeri, transportasi, makanan, konsumsi, hotel juga banyak kemajuan diperoleh pada saat puncak haji, pada saat puncak haji, terutama di Arafah, Muzdalifah dan Mina,” ungkapnya.

“Apresiasi juga diberikan oleh jamaah pada kita, baik untuk pelayanan akomodasinya, untuk konsumsi dan juga transportasi pada saat puncak haji. Nah, dari catatan tadi kita melihat bahwa meskipun ada kenaikan tetapi catatan highlightnya adalah untuk akomodasi perlu mendapatkan perbaikan yang signifikan ya di masa akan datang, khususnya pada puncak haji,” katanya.

“Nah, saya ingin menyampaikan juga bahwa memang selain konsep murur (melintas di Muzdalifah) yang sudah kita rumuskan itu juga ada tanazul (pulang awal) berbicara tentang komposisi kepadatan lah kira-kira begini, tapi tahun kemarin kita juga belum ambil langkah atau kita belum membuat keputusan dilakukan tanazul dengan berbagai pertimbangan yang waktu itu masih belum dimungkinkan tapi dengan hasil survei tadi ya bahwa memang mengenai tenda-tenda masalah kepadatan kita perlu perbaikan ini mungkin juga proyeksinya tanazul yang kita siapkan tahun lalu itu akan diambil, bisa diterapkan lah untuk tahun akan datang saya kira itu salah satu rekomendasinya yang saya tangkap dari hasil survei,” katanya.

Terkait Pansus DPR yang terus mengritik pelaksanaan haji menurut Hilman Latif tidak masalah. “Pansus kan enggak mengeluarkan nilai apa-apa ya terhadap hasil dari pelaksanaan operasional haji dan fokusnya juga pada pertanyaan-pertanyaan tentang proses, prosedur tapi hasil survei ini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang kita lakukan, kebanyakan yang kita ambil, alhamdulillah punya dampak positif buat jamaah haji Indonesia saya kira poinnya di situ,” pungkasnya.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren