Lengsernya Presiden Soeharto juga ditandai hadirnya Lintang Kemukus. Lintang Kemukus jadi penanda hilangnya kekuasaan penguasa dari Kemusuk itu. Nama komet itu Stonehouse. 

Komet ini ditemukan secara visual oleh Patrick Stonehouse pada tanggal 22 April 1998. Citra CCD ini diambil oleh Nick James pada tanggal 28 April 1998 menggunakan CCD Newtonian 0,30m dan SX. Citra ini merupakan gabungan dari empat eksposur 30 detik. Ia memperoleh citra lebih lanjut menggunakan peralatan yang sama pada tanggal 17 Mei 1998.

Sebelum Habibie lengser Oktober 1999, didahului hadirnya komet C/1999 J3 (LINIER). Karena sangat dekat dengan bumi, komet tersebut bergerak cepat ke selatan. Orang-orang di utara hanya dapat mengamatinya hingga pertengahan Oktober. Di sisi lain, orang-orang di selatan termasuk Indonesia dapat mengamatinya setelah ia muncul di bulan Oktober. Komet tersebut berada di dekat galaksi M46 dan M47 pada 15 Oktober.

Menjelang Gus Dur lengser pada Juli 2001, juga ditandai bintang berekor di langit. Komet dua inti itu meledak pada Juli 2001. Pada 5 Juli, dua ekor diamati, masing-masing sepanjang dua derajat, dan magnitudonya diperkirakan sekitar 5. Satu letusan lagi terjadi pada pertengahan Juli, karena komet tersebut dilaporkan memiliki magnitudo 4,4 pada 13 Juli, tetapi pada akhir bulan magnitudonya dilaporkan sekitar 7. Tidak ada fragmen baru yang terdeteksi setelah letusan itu. Letusan yang lebih kecil dengan amplitudo 0,4 dan 0,2 mag masing-masing diamati pada 25 dan 30 Juli.

Itulah beberapa kehadiran Lintang Kemukus yang menjadi penanda lengsernya “Raja Jawa”. Meskipun tidak berhubungan, masyarakat Jawa mempercayai adanya nDaru dan Wahyu Kekuasaan.

Laman: 1 2 3

Tinggalkan komentar

Sedang Tren