
JAYAPURA, Sketsakini.com- Pembebasan Pilot Philips Mehrtens mengguncang kekompakan militan yang menamakan diri Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB). Seorang jenderal TPNPB menuntut Egianus Kogoya dicopot dan kesatuannya dibubarkan, 26/9.
“Secara pribadi – jika saya mampu – saya akan menembak Brigadir itu sendiri atas apa yang telah dilakukannya,” ancam Brigadir Jenderal ML lewat pesan yang diterima juru bicara TPNPB, Sebby Sambom.
ML juga menuntut Kogoya diadili. “TPNPB dari Manajemen Markas Pusat (GHQ) harus secara resmi mengadili Bridgen E. KOGEYA dan secara resmi mencopot pangkatnya dan mengumumkan hal ini ke publik,” gugatnya.
Tindakan Kogoya membebaskan pilot Philips Mehrtens dia nilai merugikan TPNPB. “Karena apa yang telah dilakukannya tidak dapat diterima oleh Komandan atau Perwira TPN mana pun,” ungkapnya.
Dia menuntut kesatuan yang dikomandani Kogoya dilikuidasi. “Kodap III harus dibubarkan dan ditolak oleh markas pusat (GHQ),” tegasnya.
“Dan warga sipil terkutuk yang menerima uang suap dari Indonesia ini harus disingkirkan dengan prasangka yang sangat buruk sebagai Agen dan Kriminal Indonesia,” katanya marah.
“Kami perlu dokumen resmi yang ditandatangani dan disegel yang menjelaskan hal ini dalam bahasa Inggris dan Indonesia untuk dipublikasikan,” pintanya.
“Tidak ada Perwira atau Prajurit TPNPB, tidak peduli apa pun pangkatnya, yang boleh melanggar perintah dari GHQ TPNPB dan tidak dihukum – SAMA SEKALI..! Artinya kewenangan tertinggi Ada di Pimpinan TPNPB Markas Pusat, Dan Semua TPNPB harus tunduk perintah Management Markas Pusat
Tidak seorang pun akan menganggap serius pada militer kita, jika kita tidak bertindak dan menjalankan tugas secara profesional,” tambahnya.
“GHQ harus merumuskan Kode Etik Militer & Hukum Militer yang salah dan menerapkannya ke dalam pasukan kita. Karena disiplin itu adalah aturan Militer standard dunia. Tidak perlu mewah atau rumit – tetapi harus dilakukan,” ungkapnya.
“Maafkan aku saudaraku, aku sedang marah akibat penghianatan Egianus dan kelompoknya terhadap bangsa Papua,” pungkasnya.





Tinggalkan komentar