
Perempuan Komponis dan Rani Jambak
Dalam Gwangju Biennale Pavilion 2024, Rani tampil bersama Perempuan Komponis, kolektif yang didirikan pada tahun 2020 oleh Dinar Rizkianti, Gema Swaratyagita, Halida Bunga Fisandra, Ignatia Aditya Setyarini, dan Marisa Sharon Hartanto. Mereka menciptakan ruang aman bagi komponis perempuan dan non-biner untuk bereksperimen dan menciptakan karya musik yang mencerminkan pengalaman sosial dan budaya.
Perempuan Komponis memiliki berbagai program seperti Bunyi Puan Nusantara, yang menampilkan komposisi dari komponis perempuan di seluruh Indonesia, dan Community Sharing Session, sebuah forum diskusi untuk berbagi pengalaman dan memperkuat jejaring antar anggota.
Di Gwangju Biennale, Perempuan Komponis ini diwakili oleh beberapa anggotanya, yaitu Marisa Sharon Hartanto, Mery Kasiman, Leilani Hermiasih, dan Rani Jambak, untuk kegiatan tanggal 19-21 November 2024. Kemudian untuk tanggal 28 November sampai .1 Desember 2024, kolektif ini akan diwakili oleh Gema Swaratyagita, Sraya Murtikanti, Bunga Dessri, dan Dinar Rizkianti
Musik sebagai Ekspresi Emosi
Workshop “Bending Brokenness” berlangsung pada 19 November 2024, dan menjadi salah satu program menarik di Pavilion Indonesia yang dibawakan oleh tim Perempuan Komponis.
Dipandu oleh Leilani Hermiasih, Marisa Sharon Hartanto, Mery Kasiman, dan Rani Jambak, workshop ini mengajak peserta mengeksplorasi emosi melalui musik. Peserta menggunakan alat-alat sederhana seperti batu, kayu, dan kertas untuk menciptakan suara yang mencerminkan perjalanan emosional mereka.
Setiap material yang digunakan memiliki simbolisasi tertentu. Kayu menggambarkan kekuatan yang tersembunyi, sementara kertas melambangkan kelembutan yang rentan. Workshop ini membuka ruang bagi peserta untuk menyuarakan emosi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata.





Tinggalkan komentar