
MALANG, Sketsakini.com- Universitas Negeri Malang (UM) mengukuhkan Prof. DR. Drs. Muhadjir Effendy, M.A.P, sebagai guru besar sosiologi pendidikan luar sekolah, 13/2. Gelaran sidang senat terbuka pengukuhan dihelat di Graha Cakrawala Universitas Negeri Malang. Pidato pengukuhan Prof. Muhadjir berjudul, Pendidikan Sebagai Pilar Pembangunan Manusia Menuju Indonesia Emas 2045: Dari Refleksi Empiris ke Konseptualisasi Teoretis.
Hadir dalam pengukuhan Ketua Umum PP Muhamadiyah, Haidar Nasir, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu’ti, mantan Mendikbud Muhammad Nuh, dan lain-lain. “Mari kita ikuti pidato pengukuhan yang saya yakin sangat bernas,” kata Haidar Nasir.
Salahsatu masalah pendidikan adalah kastanisasi sekolah. Sistem zonasi menghilangkan kastanisasi. Meningkatkan pemerataan. “Sistem zonasi mampu mendorong kemajuan pendidikan sehingga tercipta keadilan sosial,” katanya.
“Ada SMA yang bagus yaitu SMA 8. Persoalannya, tanahnya milik UM. Saya minta SMA 8 jangan diusir. Saya minta bapak Menteri bisa mengganti tanah milik UM. Ini saya sampaikan di hadapan bapak Menteri mumpung pidato guru besar,” seloroh Muhadjir.
Tentang SMK kekurangan tenaga guru. “Misalnya SMK Kelautan. Setahu saya tidak ada pendidikan guru kelautan. Ada fakultas kelautan, tapi bukan untuk menjadi guru. Pendidikan untuk jadi guru beda dengan untuk jadi pelaut,” katanya.
Terobosannya dengan mengangkat pelaut yang menjelang pensiun untuk menjadi guru.
Pada 2045, Indonesia menghadapi generasi sandwich. Yaitu generasi yang bekerja untuk menghidupi dirinya, orang tua, dan anak istrinya. “Jadi dia di tengah terhimpit. Ini dampaknya serius, jika terjadi kemiskinan, akan berdampak ke atas dan ke bawah,” jelasnya.
Agar tidak terjadi kemiskinan kuncinya adalah pendidikan “Pendidikan akan menjadi medium untuk menjawab skenario masa depan. Pendidikan menjadi pondasi utama Indonesia Emas 2045,” katanya.





Tinggalkan komentar