JAKARTA, Sketsakini.com | Gunung Roraima adalah formasi puncak datar dengan kolam sebening kristal, air terjun, dan ekosistem unik yang telah terisolasi dari sabana di sekitarnya selama jutaan tahun.

Gunung Roraima adalah dataran tinggi dengan tebing yang hampir vertikal di titik perbatasan tiga gunung antara Brasil, Venezuela, dan Guyana. Dataran tinggi ini sering dikelilingi cincin awan yang membuat puncaknya tampak seperti pulau yang mengambang di angkasa.

Gunung ini menjulang setinggi 9.219 kaki (2.810 meter) di atas sabana, menjorok keluar seperti meja raksasa. Para ahli geologi menyebut formasi semacam ini sebagai “tepui,” yang berarti “rumah para dewa” dalam bahasa Pemon, penduduk asli setempat. Suku Pemon percaya bahwa tepui itu suci, dan bahwa Gunung Roraima adalah bonggol pohon supranatural yang menyimpan semua buah dan sayuran di dunia hingga seorang tokoh mitos bernama Makunaima menebangnya, menurut International Business Times.

Para ilmuwan memiliki penjelasan lain tentang bagaimana Gunung Roraima terbentuk. Tepui hanya ditemukan di Amerika Selatan, khususnya di Venezuela dan Guyana bagian barat, yang jumlahnya lebih dari 100. Menurut Geological Society of London, tepui adalah sisa-sisa bongkahan batu pasir besar yang terbentuk di wilayah ini sekitar 1,8 miliar tahun lalu saat bukit pasir besar perlahan-lahan mengeras menjadi batu.

Selama 1,5 miliar tahun berikutnya, jenis batuan lain terakumulasi di atas batu pasir, tetapi lapisan ini terkikis sekitar 180 juta tahun yang lalu, menurut Geological Society. Angin dan air kemudian bekerja pada batu pasir, mengukir dataran tinggi raksasa dengan sisi curam yang kita lihat sekarang, menurut Geology Science. Akhirnya, pengangkatan geologis menaikkan dataran tinggi tersebut ke ketinggian saat ini.

Seperti tepui lainnya, puncak Gunung Roraima menyimpan ekosistem “dunia yang hilang” yang telah terlindung dari wilayah sekitarnya selama sekitar 70 juta hingga 90 juta tahun, menurut sebuah studi tahun 2012.

Masih banyak yang belum diketahui tentang cara ekosistem tepui terbentuk dan berevolusi, tetapi para peneliti memperkirakan bahwa sebagian besar flora dan fauna di puncaknya bersifat endemik, artinya tidak ditemukan di tempat lain. Misalnya, sekitar sepertiga vegetasi yang ditemukan di puncak semua tepui, termasuk tanaman karnivora dan anggrek, bersifat endemik, menurut World Wildlife Fund.

Namun, studi tahun 2012 menemukan bahwa ekosistem ini tidak sepenuhnya terisolasi. Para peneliti menganalisis DNA dari empat spesies katak pohon yang hidup di Tepui yang berbeda untuk menentukan apakah spesies ini pernah melakukan kontak satu sama lain dalam 70 juta tahun terakhir. Para ilmuwan menemukan bahwa katak-katak tersebut memiliki nenek moyang yang sama sekitar 5,3 juta tahun yang lalu, yang menunjukkan bahwa katak pohon — dan mungkin makhluk lain juga — dapat bermigrasi naik turun tebing vertikal Tepui.

Burung-burung penghisap nektar yang langka dan makhluk-makhluk tak biasa lainnya, seperti katak hitam Roraima (Oreophrynella quelchii), tumbuh subur di puncak Gunung Roraima berkat kolam-kolam air sebening kristal dan aliran sungai yang mengalirkan air terjun di sisi-sisi tepui. Air terjun ini dialiri dari air hujan dan meliputi Air Terjun Crystal Valley dan Air Terjun Triple Point.

Puncak Gunung Roraima dan pemandangannya yang luar biasa dapat diakses wisatawan, tetapi untuk mencapai puncaknya diperlukan perjalanan beberapa hari melalui medan yang menantang, menurut Ilmu Geologi.

Foto: Alamy

Tinggalkan komentar

Sedang Tren