Bunadi, tukang bakso naik haji. (Rohmat Haryadi)

MEKKAH, Sketsakini.com| Sudah ada kisah tukang bubur naik haji. Kali ini kisah nyata, tukang bakso naik haji. Memang jika Allah SWT mengundang, tidak ada kuasa yang bisa menghadang. Adalah Bunadi, 70 tahun, warga Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur, seorang tukang bakso yang kali ini pergi haji bersama istrinya.

Diselingi tawa yang kadang pecah Bunadi berkisah. Dia berdagang bakso sejak tahun 1972. “Sejak bujangan.  Ya, sawah nggak punya ya jual bakso saja,” katanya ketika ditemui di Diamond Tower, sektor 1010 Mekkah, 15/5/25.

“Saya dorong gerobak tiap hari ke perumahan untuk jual bakso. Setiap hari sekitar tiga kilometer pulang pergi,” katanya. Dari hasil jual bakso itulah hasilnya dikelola sang istri. “Saya serahkan semua ke istri. Hajian Saya juga tidak tahu menahu, eh tiba-tiba istri daftar,” katanya.

“Ya, semuanya dari hasil mendorong gerobak bakso. Nyekolahin tiga anak. Mantu. Juga bikin gubuk anak-anak. Termasuk naik haji,” katanya.

Apakah tidak sayang duit buat haji? “Lha duit itu yang kasih Gusti Allah. Sekarang saya kembalikan ke Gusti Allah,” katanya.

“Ya, pergi haji naik pentol. Ha.. ha.. bisanya itu. Wong sawah tidak punya. Sawahnya sekarang ditanduri boto (ditanami batu bata) untuk perumahan. Habis,” katanya.

Bunadi memiliki prinsip hidup ikhlas. Selama dagang bakso, banyak yang hutang tidak membayar. “Ada yang nakalan. Tapi bah-bah (biarin) saya ikhlaskan,” ungkapnya.

Bunadi mengaku akan tetap jualan bakso sepulang haji. Wah, jadi bakso Haji Bunadi dong. “Terserah orang mau memanggil apa,” tuturnya.

Tinggalkan komentar

Sedang Tren