Bagian Bumi yang terkena gerhana. (Istimewa)

Jakarta, Sketsakini.com- Gerhana Bulan Total, yang sering disebut sebagai Blood Moon (Bulan Darah), akan kembali menghiasi langit pada malam 7 hingga 8 September 2025. Fenomena langka ini merupakan yang kedua kalinya di tahun 2025, setelah gerhana pertama pada Maret. Gerhana Ahad nanti merupakan gerhana bulan total terpanjang sejak 2022. Totalitas akan terlihat dari Australia, Asia, Afrika, dan Eropa—sekitar 85% populasi dunia memiliki kesempatan untuk melihat gerhana ini.

Gerhana ini menjadi salah satu yang paling menakjubkan dalam beberapa tahun belakangan. Di Jakarta, gerhana akan berlangsung dari Ahad, 7 September 2025 pukul 22.28 WIB hingga Senin, 8 September 2025 dini hari, pukul 03.55 WIB. Puncak totalitas terjadi pada Senin, 8 September 2025, pukul 01.11 WIB.

Pengamat langit di Asia, Australia barat, Eropa, Afrika, dan Selandia Baru akan disuguhi opera langit yang luar biasa dari pertunjukan teater alam yang memikat ini. Berikut adalah empat fakta menarik yang membuat gerhana kali ini istimewa.

  1. Fase Totalitas yang Sangat Lama

Salah satu aspek paling menarik dari gerhana ini adalah lama fase totalitasnya yang mencapai 82 menit. Pada fase ini, Bulan sepenuhnya akan berada dalam bayangan umbra Bumi yang gelap, mengubah warnanya menjadi merah, oranye, atau tembaga yang mencolok.

Para ahli menyatakan bahwa gerhana kali ini akan menjadi salah satu yang terlama, memberi waktu yang cukup bagi pengamat untuk menikmati keindahan Blood Moon yang mempesona. Seluruh proses gerhana akan berlangsung selama 5 jam 27 menit, dimulai dari ketika Bulan pertama kali memasuki bayangan penumbra Bumi hingga sepenuhnya Bulan terlepas dari perangkap bayang-bayang Bumi.

  1. Jangkauan Visibilitas yang Sangat Luas

Fenomena gerhana bulan kali ini dapat disaksikan oleh miliaran orang di seluruh dunia. Diperkirakan sekitar 77% dari populasi global, atau sekitar 6,2 miliar orang, akan mampu melihat seluruh fase totalitasnya. Bahkan, hampir 88% populasi dunia (7,1 miliar orang) dapat mengamati setidaknya sebagian dari gerhana tersebut.

Daerah dengan visibilitas terbaik adalah di Asia dan Australia bagian barat, di mana seluruh gerhana bisa dilihat dari awal hingga akhir. Sementara itu, di Eropa dan Afrika, Bulan sudah akan berada dalam fase gerhana saat terbit, memberikan pemandangan yang tidak biasa saat Bulan merah terlihat di cakrawala.

  1. Bulan Tampak Lebih Gede

Gerhana ini terjadi hanya 2,7 hari sebelum Bulan mencapai titik perigee, yakni titik terdekat dengan Bumi. Karena posisinya yang relatif dekat, Bulan akan terlihat sedikit lebih besar dari biasanya di langit.

Meskipun pengamat biasa mungkin tidak melihat perbedaan ukuran yang signifikan, fenomena ini menambah daya tarik khusus gerhana kali ini. Hal ini juga dikenal dengan istilah “Perigee Full Moon”, di mana kombinasi posisi terdekat ini bertepatan dengan gerhana.

  1. Warna Darah Lebih Mencolok

Tidak semua Blood Moon memiliki nuansa merah yang serupa. Gerhana ini diprediksi akan menampilkan warna merah yang sangat kaya dan pekat. Ini terjadi karena 36% dari diameter Bulan akan melewati bagian paling gelap dari bayangan Bumi.

Warna merah itu muncul akibat hamburan Rayleigh, fenomena yang juga membuat matahari terbenam berwarna merah atau oranye. Ketika sinar matahari melewati atmosfer Bumi, panjang gelombang cahaya biru dan ungu akan tersebar, sementara panjang gelombang merah dan oranye diteruskan dan dibelokkan dan menerpa Bulan, menciptakan efek Blood Moon yang menakjubkan.

Bagi Anda yang berada di daerah yang dapat melihatnya, bersiaplah untuk menikmati pemandangan langka ini.

Shalat Gerhana Yuk

Saat terjadi gerhana umat Islam disunahkan untuk shalat gerhana. Hukumnya sunah muakkad yaitu amalan sunnah yang dilakukan untuk menyempurnakan suatu ibadah wajib dan dianjurkan dilakukan sebab tingkatannya hampir mendekati ibadah wajib.

Tata cara shalat gerhana (Rohmat Haryadi)

Waktu pelaksanaan saat terjadi gerhana. Yaitu, begitu terjadi gerhana diberikan aba-aba, “Assholata Jami’ah” . Jumlah rokaat shalat gerhana adalah dua, dengan empat Al Fatihah dan empat bacaan surat. Juga empat ruku’.
Untuk memudahkan dalam memahami, tatacara pelaksanaan shalat gerhana akan dijelaskan dalam bentuk urutan sebagai berikut:
1. Niat. Cukup menyengaja dalam hati, tidak harus dilafalkan.
2. Takbiratul ihram.
3. Membaca doa iftitah. Doa iftitah yang dibaca bebas, bisa memilih yang pendek, pertengahan maupun yang panjang asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih. Doa iftitah dibaca pelan.
4. Membaca Ta’awudz. Ta’awudz juga dibaca dengan pelan.
5. Membaca surat Al-Fatihah. Surat Al-Fatihah dibaca dengan keras.
6. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Al-Baqoroh atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Al-Baqoroh, maka bebas memilih surat yang lain, baik yang panjang maupun yang pendek.
7. Ruku’. Ruku’ dilakukan dengan lama, kira-kira selama orang membaca 100 ayat. Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
8. I’tidal. Pada saat ini, bacaan Tasmi’ (dilafalkan).
9. Membaca Al-Fatihah kedua. Selesai membaca Tasmi’ tangan disedekapkan lagi lalu membaca Al-Fatihah untuk yang kedua kali. Inilah yang membedakan dengan Shalat-Shalat biasa. Jika pada Shalat biasa setelah I’tidal langsung Sujud, maka pada Shalat gerhana setelah I’tidal berdiri lagi untuk membaca.
10. Membaca surat. Jika mampu membaca surat Ali Imran atau surat lain yang panjangnya kira-kira sama. Jika tidak mampu surat Ali Imran, maka bebas memilih surat yang lain baik yang panjang maupun yang pendek.
11. Ruku’. Ruku’ dilakukan dengan lama, tetapi lebih pendek sedikit daripada Rukuk yang pertama. Bacaan Tasbih saat Rukuk bebas asalkan didasarkan pada riwayat yang shahih
12. I’tidal. Pada saat ini, bacaan Tasmi’ (Dilafalkan).
13. Sujud. Setelah I’tidal dan membaca Tasmi’ , Sujud langsung dilakukan. Sujud juga diusahakan lama. Sujud dilakukan dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud sebagaimana Shalat biasa
14. Berdiri dari Sujud untuk melakukan Rokaat yang kedua. Pada Rokaat yang kedua ini yang dilakukan sama persis dengan Rokaat yang pertama, hanya saja durasi waktunya lebih pendek. Al-Fatihah dan surat dibaca, lalu Rukuk, lalu I’tidal lalu membaca lagi Al-Fatihah dan surat lalu Rukuk lalu I’tidal. Sebagaimana dalam Rokaat pertama dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk, maka pada Rokaat yang kedua ini juga dilakukan dua kali berdiri dan dua kali Rukuk.
15. Sujud. Setelah I’tidal, maka gerakan dilanjutkan dengan Sujud dua kali yang disela-selai duduk diantara dua Sujud. Sujud pada Rokaat yang kedua ini juga lama, tetapi lebih pendek daripada Sujud pada Rokaat pertama.
16. Salam

Tinggalkan komentar

Sedang Tren