
Malang, Sketsakini.com- Forum Alumni Aktivis Pers Mahasiswa Indonesia (FAA PPMI) menggelar Reuni & Seminar Nasional di Auditorium Universitas Brawijaya Malang, 25 Oktober 2025. Sekitar 200 mantan aktivis PPMI dan aktivis yang masih aktif, meriung menyimak paparan pemateri dengan tema Oase Gelap Terang Indonesia.
Dalam pembukaannya Prof. Widodo, Rektor Universitas Brawijaya menyoroti pertumbuhan ekonomi Indonesia. “Siapa yang paling menikmati pertumbuhan ekonomi Indonesia?” katanya.
Karena pemerataan ekonomi ini terkait erat dengan kemampuan untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. “Negara maju 45 persen penduduknya lulus perguruan tinggi,” katanya.
Indonesia masih menuju ke sana. “Jika pendidikan kurang maka kontribusi di bidang keilmuan kurang,” katanya.
Hadir sebagai pemateri Nezar Patria, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Indonesia, Bivitri Susanti, dan Inayah Wahid.”Kemampuan masyarakat untuk mengakses teknologi luar biasa. Kita perlu mempersiapkan generasi ke depan untuk mengadopsi teknologi,” kata Nezar Patria dalam paparannya.

“PR besar kita semua adalah bagaimana menghadapi tatanan baru (perkembangan teknologi digital),” tambahnya.
“Yang masih menyelamatkan Indonesia ialah gerakan masyarakat sipil. Para aktivis, NGO, aktivis persma. Perlu membentuk jaringan yang luas,” kata Bibit (Bivitri Susanti).
“Kegelisahan banyak orang mesti dipelihara. Aktivis pers mahasiswa harus menampung ini. Untuk memelihara suplai energi,” tambahnya.

Alisa Wahid menceritakan ketika Gus Dur memimpin Indonesia dimana orang boleh ngomong apa pun. “Pernah ada joke presiden Indonesia dan Malaysia mancing bareng. Presiden Malaysia dapat ikan terus. Presiden Indonesia mengeluh kok gak dapat-dapat. Kata presiden Malaysia itu karena ikan Indonesia tidak diajari mangap (bicara). Saat dibebaskan bicara tetap gak dapat. Kenapa? Karena tidak diajari mingkem,” katanya.





Tinggalkan komentar